Saturday, 24 April 2010

Huaaahh..

Malam itu,
Aku berjalan sendiri di sepanjang trotoar merah itu. Mencoba untuk menikmati malam itu dalam kesendirianku.
Kudangakkan kepalaku melihat tontonan design lampu-lampu warna warni yang tersaji indah diatas gedung-gedung bertingkat yang aku lalui. Ramai arus kendaraan di sepanjang jalan pun sudah terlihat kian lapang, yang tertinggal hanyalah aspal hitam mengkilap terpantul dari lampu-lampu jalan yang berdiri kokoh menerangi. Angin yang berhembus tiba-tiba, spontan menyibak ujung kerudungku, membentuk tarian gelombang yang lembut. Tangan ku pun langsung tergerak untuk menahan kerudungku dari sibakan itu.
Yaaah... hawa malam yang kian larut, sepi dan lapang serasa menyatu dalam penikmatan langkahku yang singkat dalam beberapa menit ke depan.

Dan di saat itu, aku tak peduli akan ketakutan ku sendiri dalam menyikapi godaan canda para lelaki yang mencoba iseng untuk menegurku. Aku hanya diam berjalan dengan wajah yang datar tanpa ekspresi.

Aku hanya ingin menikmati perjalanan malam itu dalam kesendirian. Berjalan kaki dan merenung akan hari yang aku lalui dihari itu.

Tak sadar, pikiran ku melayang dan bibirku spontan menyeringai mengingat candaan-candaan yang sudah berlangsung dalam keseharianku... Apakah aku harus senang dengan misi candaan mereka? Apakah aku harus diam seribu bahasa dalam penyikapan yang mereka lakukan?

Hati lirihku hanya bisa berkata, tak seharusnya candaan-candaan itu muncul di permukaan dan memojokkan..

Apa mereka peduli dengan rasa ini setelah candaan-candaan itu terjadi?

Aku tak tahu.. Yah.. Aku tak tahu..

Yang aku tahu bahwa aku harus membela diri dengan cara yang sama seperti yang mereka lakukan dan mencoba mengikuti irama yang mengalun dalam ritme tak menentu arah..

Pada akhirnya....
Aku tahu....
Aku harus kalah dan meredam semuanya..

Kekhawatiran dan sesak dada selama ini mendera ku, tidak seharusnya muncul sia-sia.. Sebuah mimpi yang menjadi harapan semu terjadi lagi..

Bahwa dia, tidak seperti yang aku rasa.. Rasa ini hanya untuk aku..
Tak ada petualangan rasa itu. Cukup aku yang menjadikan hati ini dalam kebisuan. Entah sampai kapan..

Kring.. kring.. kring...
Deringan sepeda mengagetkan aku dari pikiran ku. Seketika pikiran itu buyar sudah.
Tak sadar aku telah menghalangi jalan si penjual minuman kopi keliling yang terbiasa melewati trotoar itu.

Dalam langkahku diatas semen merah itu, tiba-tiba aku merasakan keletihan...

Yang aku inginkan berubah seketika...
Aku hanya ingin pulang dan terlelap dalam pembaringanku...
Ku kayuh langkahku dengan cepat meninggalkan jejak-jejak langkah yang tidak berjejak.

No comments: